{"id":1708,"date":"2022-02-22T10:58:10","date_gmt":"2022-02-22T10:58:10","guid":{"rendered":"https:\/\/blog.simhive.com\/?p=1708"},"modified":"2022-06-11T07:55:03","modified_gmt":"2022-06-11T07:55:03","slug":"tips-menerapkan-experiential-marketing","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/blog.simhive.com\/2022\/02\/22\/tips-menerapkan-experiential-marketing\/","title":{"rendered":"Tips Menerapkan Experiential Marketing"},"content":{"rendered":"\n
Saat merancang konsep untuk melakukan experiental marketing, tim kita harus menyelaraskan dengan strategi. Apa tujuan dari pemasaran ini? Sumber daya apa yang tersedia? Apa saja yang perlu kita pikirkan? Oleh karena itu kita tidak boleh terburu-buru dalam membuat konsep untuk experiental marketing ini. Berikut merupakan tips untuk menerapkan experiental marketing agar menjadi sukses. <\/p>\n\n\n\n
Perusahaan membuat kampanye experiental marketing berdasarkan pengalaman karena berbagai alasan. Sebelum kita melakukan brainstorming ide, kumpulkan tim kita untuk memutuskan mengapa kita perlu menjalankan taktik ini sejak awal. Berikut beberapa tujuan yang paling umum dari menerapkan experiental marketing, namun jika tidak ada satu pun dari tujuan di bawah ini yang sesuai dengan perusahaan kita, cobalah untuk meluangkan waktu untuk menemukan mengapa kita perlu menerapkan experiental marketing ini.<\/p>\n\n\n\n
Mungkin merek perusahaan sudah sangat dikenal di Jawa Timur, tetapi perusahaan ingin memperluas ke seluruh pulau jawa atau mungkin perusahaan sudah terkenal di Indonesia, namun ingin lebih dikenal di Asia. Apa pun tujuan ekspansi kita, experintal marketing adalah cara yang bagus untuk memperkenalkan merek perusahaan ke suatu wilayah melalui taktik berbasis lokasi.<\/p>\n\n\n\n
Loyalitas merek dibangun di atas citra merek. Siapapun bisa meniru sebuah produk. Jika konsumen kita mengkonsumsi produk kita, apa yang terjadi ketika sebuah perusahaan baru muncul dengan produk serupa tetapi cerita merek yang lebih kuat? Pelanggan kita mungkin akan beralih dari produk kita. Konsumen ingin merasakan hubungan dengan perusahaan yang mereka dukung. Experiental marketing adalah cara yang jelas untuk membangun citra merek untuk loyalitas konsumen.<\/p>\n\n\n\n
Setelah kita mengetahui tujuan experiental marketing kita, sekarang saatnya untuk menyusun cerita kita. Tujuan dari kampanye experiental marketing adalah untuk menarik konsumen, jadi berkreasilah dengannya. Namun, tetap sesuai dengan kebutuhan kita. Buat garis besar anggaran, waktu, lokasi, dan kendala proyek lainnya. Rancang cerita kita dengan mempertimbangkan batasan ini.<\/p>\n\n\n\n
Jika perusahaan kita masih baru saja mengeluarkan produk, maka cukup mudah untuk menarik perhatian audiens kita dengan cara yang baru dan menarik. Experiential marketing memang sering diadakan sekali atau dalam waktu terbatas. Tetapi, setelah event sudah selesai bukan berarti experiential marketing juga akan selesai. Experiential marketing dapat berjalan terus dengan cara tetap berkomunikasi dengan konsumen.<\/p>\n\n\n\n
Kita dapat menerapkan email marketing dengan menghubungi konsumen melalui media sosial hingga email yang dikirimkan secara personal kepada konsumen setelah event selesai. Dengan begitu, merek kita akan tetap berkesan bagi konsumen walaupun event sudah lama selesai.<\/p>\n\n\n\n
Setelah melakukan follow up, selanjutnya kita dapat meminta feedback dari konsumen mengenai produk kita karena kita tidak setiap hari dapat berhubungan dengan konsumen. Kita dapat meminta feedback terkait bagaimana konsumen melihat produk maupun brand kita, apa saja yang konsumen sukai dari experiential marketing yang telah dilakukan dan lain sebagainya. Tidak perlu takut untuk menanyakan berbagai macam pertanyaan mengenai hal tersebut, karena kemungkinan besar konsumen kita akan menjawabnya dengan senang hati.<\/p>\n\n\n\n
Untuk mengetahui apakah experiential marketing yang sudah dilakukan itu sukses atau gagal dengan cara mengukur keberhasilannya. Mengukur strategi pemasaran bisa membantu kita untuk mengetahui apa saja yang perlu ditingkatkan, apa yang perlu diperbaiki maupun merencanakan strategi pemasaran selanjutnya. <\/p>\n\n\n\n
Ada beberapa cara untuk mengukur ROI kampanye experiential marketing, tergantung pada taktik yang kita pilih untuk diterapkan. Di bawah ini adalah beberapa elemen umum yang dapat kita lacak, tetapi metrik pengukuran yang digunakan dapat berbeda-beda tergantung dari tujuan experiential marketing kita.<\/p>\n\n\n\n
SimHive merupakan platform pameran virtual dengan fitur-fitur yang mendukung agar experience Anda di 3D world menjadi senyata mungkin. Dengan menggunakan SimHive, Anda tetap dapat melaksanakan sebuah pameran secara virtual dengan kondisi yang mirip dengan pameran yang diadakan secara offline. Penasaran? Yuk, cek paket yang disediakan SimHive pada\u00a0List Paket<\/a>\u00a0yang tertera atau hubungi\u00a0Admin SimHive<\/a>\u00a0sekarang.<\/a><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Saat merancang konsep untuk melakukan experiental marketing, tim kita harus menyelaraskan dengan strategi. Apa tujuan dari pemasaran ini? Sumber daya apa yang tersedia? Apa saja yang perlu kita pikirkan? Oleh karena itu kita tidak boleh…<\/p>\n","protected":false},"author":9,"featured_media":1586,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1],"tags":[102,52,36],"class_list":["post-1708","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-pameran-virtual","tag-experiential-marketing","tag-pameran-virtual","tag-virtual-event"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/blog.simhive.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1708","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/blog.simhive.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/blog.simhive.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.simhive.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/9"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.simhive.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1708"}],"version-history":[{"count":4,"href":"https:\/\/blog.simhive.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1708\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":2545,"href":"https:\/\/blog.simhive.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1708\/revisions\/2545"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.simhive.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1586"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/blog.simhive.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1708"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.simhive.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1708"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.simhive.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1708"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}